Daftar Isi
BAB I
Pendahuluan
2
a.
Latar Belakang
2
b.
Permasalahan
2
c.
Rencana
Kegiatan yang akan dilakukan………………………………………………………………………………………...3
BAB II
Pelaksanaan Kegiatan
a.
Deskripsi
4
b.
Sistematika Kegiatan
5
c.
Lokasi
Kegiata …………………………………………………………………..........................5
d.
Waktu
Kegiatan …………………………………………………………………………………5
e.
Pihak-pihak
yang di libatkan ……………………………………………………………………5
BAB III Penutupan……………………………………………………………………………………………..6
a.
Kesimpulan…………………………………………………………………………………....6
b.
Saran………………………………………………………………………………………......6
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………….....................7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Kelenteng adalah sebutan untuk tempat ibadah
penganutkepercayaan tradisional Tionghoa di Indonesia pada
umumnya. Dikarenakan di Indonesia, penganut kepercayaan tradisional Tionghoa
sering disamakan sebagai penganut agama?Konghucu,, maka klenteng dengan
sendirinya disamakan sebagai tempat ibadah agama Konghucu.
Tidak ada catatan resmi bagaimana istilah
“Klenteng” ini muncul, tetapi yang pasti istilah ini hanya terdapat di
Indonesia karenanya dapat dipastikan kata ini muncul hanya dari Indonesia.
Sampai saat ini, yang lebih dipercaya sebagai asal mula kata Klenteng adalah
bunyi?teng-teng-teng?dari
lonceng di dalam klenteng sebagai bagian ritual ibadah. Klenteng juga disebut
sebagai bio
yang merupakan dialek Hokkian dari karakter (miao). Ini adalah sebutan umum bagi
klenteng di Cina.
Salah satu Klenteng yang ada di Indonesia yaitu Klenteng Boen Hay
Bio disebut sebagai wihara tertua yang ada di daerah Serpong, Tangerang. Usia
klenteng tersebut diperkirakan sudah mencapai tiga ratus tahun. Berdasarkan
penuturan pengurus, Wihara Boen Hay Bio dibuat tahun 1694 sebagai tempat ibadah
umat Budha. Tanggal 24 bulan keenam penanggalan Cina diperingati sebagai ‘hari
jadi’ klenteng. Pada saat itu, biasanya klenteng dipadati pengunjung yang
datang untuk berdoa. Ulang tahun klenteng juga kerap dimeriahkan dengan
berbagai atraksi seperti pertunjukasn barongsai, gambang kromong, hingga
pertunjukan lenong.
B. Permasalahan
Klenteng Boen Hay Bio ini tepatnya terletak di Jalan Pasar Lama Serpong
RT 014/05 Cilenggang, Serpong, Tangerang Selatan. Kelenteng Boen Hay Bio
merupakan klenteng tertua yang ada di daerah Serpong karena klenteng ini sudah
berusia tiga ratus tahun dan sudah sepuluh kali direnovasi.
Di bagian depan
Kelenteng Boen Hay Bio, terdapat tulisan pada gerbang yang berbunyi “Boen Hay
Bio, Vihara Karuna Jala” serta ornamen sebuah kepiting raksasa. Rupanya
kepiting dalam budaya Tionghoa dipercaya dapat melindungi kuil dan mampu
mmengusir roh-roh jahat yang bergentayangan.
Saat masuk ke
ruang utama Kelenteng Boen Hay Bio, ada lilin dan pelita minyak yang selalu
menyala, karena merupakan lambang kehidupan yang tak boleh mati. Arca naga
berukuran besar dengan detail yang elok melilit di pilar kelenteng. Kemudian
juga terdapat meja dengan ukiran naga dan burung hong indah dalam posisi
berhadapan. Di atas meja tergeletak peralatan bebunyian berusia tua yang
digunakan sebagai perlengkapan upacara sembahyang di Kelenteng.
C. Rencana
Kegiatan yang akan dilakukan
Metode observasi ini dilakukan dengan
menggunakan beberapa langkah. Yang pertama, dengan menentukan daerah mana yang
ingin diteliti. Kedua, mencari sumber informasi yang akan didapat mengenai
penelitian tersebut dengan melakukan wawancara. Ketiga, mendokumentasikan
berupa photo dan video yang berada di Klendeng Boen Hay Bio, Serpong.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Deskripsi
Klenteng Boen Hay Bio ini merupakan salah satu klenteng tua yang
berada di kota Tangerang, satu Boen Tek Bio berada di daerah pasar lama, Bun
San Bio - Nimmala berada di daerah pasar baru dan Boen Hay Bio ini ada dilokasi
Serpong, Desa Cilenggang, Serpong.
Usia Klenteng Boen Hay Bio diperkirakan sudah mencapai 300 tahun lebih, berdiri pada 1694, berlokasi di Serpong, Tangerang. “Ada patung kepiting di gapura depannya,”. Bagian depan Klenteng Boen Hay Bio, dengan tulisan pada gerbang berbunyi “Vihara Karunayala, Boen Hay Bio Serpong”. Halaman Klenteng Boen Hay Bio ini cukup luas, dengan warung penduduk terletak di sebelah kanan depan bangunan, di bawah pohon beringin.
Untuk arsitektur Klenteng Boen Hay Bio tidak jauh beda dengan Klenteng pada umumnya dihiasi ornamen khas tanah Tiongkok. Pada bagian gerbang pintu kuil terdapat kepiting raksasa, dalam budaya Cina kepiting dipercaya dapat melindungi dan mengusir roh jahat.
Di ruang utama Klenteng, selain kedua naga besar yang melilit pilar, juga terdapat meja dengan ukiran naga dan burung hong indah dalam posisi berhadapan. Di atas meja tergeletak peralatan bebunyian berusia tua yang digunakan sebagai perlengkapan upacara sembahyang diKlenteng.
Banyak pengunjung datang ke Klenteng Boen Hay Bio untuk memuja Dewi Kwan Im yang merupakan lambang kebajikan. Hal ini sesuai dengan makna istilah Boen Hay Bio yang berarti kebajikan setinggi gunung dan sedalam lautan. Selain altar utama yang berisi patung Satya Dharma Bodhisatwa, terdapat 13 Altar. Di klenteng ini sendiri terdapat beberapa altar sembahyang. Tidak hanya di lantai dasar, beberapa altar juga ada di lantai atas. selain sebagai tempat ibadah umat Kong Hu Tcu dan Tao, klenteng ini juga digunakan sebagai tempat ibadah umat Buddha. Kita bisa menemukan altar dengan patung Budha berwarna emas di salah satu ruang di lantai atas.
Usia Klenteng Boen Hay Bio diperkirakan sudah mencapai 300 tahun lebih, berdiri pada 1694, berlokasi di Serpong, Tangerang. “Ada patung kepiting di gapura depannya,”. Bagian depan Klenteng Boen Hay Bio, dengan tulisan pada gerbang berbunyi “Vihara Karunayala, Boen Hay Bio Serpong”. Halaman Klenteng Boen Hay Bio ini cukup luas, dengan warung penduduk terletak di sebelah kanan depan bangunan, di bawah pohon beringin.
Untuk arsitektur Klenteng Boen Hay Bio tidak jauh beda dengan Klenteng pada umumnya dihiasi ornamen khas tanah Tiongkok. Pada bagian gerbang pintu kuil terdapat kepiting raksasa, dalam budaya Cina kepiting dipercaya dapat melindungi dan mengusir roh jahat.
Di ruang utama Klenteng, selain kedua naga besar yang melilit pilar, juga terdapat meja dengan ukiran naga dan burung hong indah dalam posisi berhadapan. Di atas meja tergeletak peralatan bebunyian berusia tua yang digunakan sebagai perlengkapan upacara sembahyang diKlenteng.
Banyak pengunjung datang ke Klenteng Boen Hay Bio untuk memuja Dewi Kwan Im yang merupakan lambang kebajikan. Hal ini sesuai dengan makna istilah Boen Hay Bio yang berarti kebajikan setinggi gunung dan sedalam lautan. Selain altar utama yang berisi patung Satya Dharma Bodhisatwa, terdapat 13 Altar. Di klenteng ini sendiri terdapat beberapa altar sembahyang. Tidak hanya di lantai dasar, beberapa altar juga ada di lantai atas. selain sebagai tempat ibadah umat Kong Hu Tcu dan Tao, klenteng ini juga digunakan sebagai tempat ibadah umat Buddha. Kita bisa menemukan altar dengan patung Budha berwarna emas di salah satu ruang di lantai atas.
B. Sistematika
Kegiatan
Ketika kami mengunjungi Klenteng Boen Hay
Bio kami berbincang-bincang dengan salah satu pengurus klenteng tersebut yaitu
pak Chandra yang katanya beliau keturunan ke 6. Klenteng adalah awalnya suatu
tradisi atau kepercayaan orang Tiong hoa akan tetapi ketika orde baru klenteng
harus disatukan dengan Budhis (vihara). Klenteng dan Vihara itu berbeda,
Klenteng menganut tiga ajaran dharma, yaitu :
1. Tao
2. Konghucu
3. Budhis.
a. Patung Kepiting
Selain berbincang-bincang kita berkeliling
melihat semua ruangan yang ada di klenteng tersebut. Di gapura pintu masuk
terdapat patung kepiting raksasa kenapa demikian, karena klenteng ini dulunya
adalah laut, “hay” sendiri artinya laut. Kemudian Kepiting ini adalah hewan
yang luar biasa, Kepiting walaupun jalannnya miring tapi satu tujuan.
b. Lampion, lilin dan Warna bangunan
Lampion-lampion sebagai lambing penerang
kehidupan. Adapun warna-warna dalam Klenteng tersebut yaitu Kuning berarti
logam, Putih berarti air, hijau berarti kayu, merah berarti api dan hitam
berarti bumi. Sedangkan lilin ia mengkorbankan seluruh tubuhnya untuk manusia.
Ketika sesorangb ada masalah maka ia akan menyalakan lilinnya dan berdoa
memohon agar menerangi masalahnya.
c. 13 Altar
Terdapat beberapa altar di klenteng tersebut
1. Thian Kong =
Tuhan Allah
2. Sam Kwan Tai te = 3 dewa (Bumi, Air dan Langit)
3. Sam Pok/Kwan
Se im po sat = tuan rumah yang didewakan sebagai panglima perang
4. Tho Tee kong
= dewa bumi
5. Kwan Se imp
po sa
6. Hok tek ceng
sin
7. Kwee seng
ong
8. Thay Siang
lo kun
9. Tay sun
10. Ci kung Hok
Hud
11. Su beng Ciao
Kun
12. Budhaa
Gotama
13. Dewa-dewi
C. Lokasi dan
Waktu Kegiatan
Berlokasi di Desa Cilenggang, Serpong. Tangerang Banten
Waktu kegiatan dilakukann pada tanggal 02
April 2017
D.
Pihak-Pihak yang dilibatkan
Pengurus Klenteng Boen Hai Bio Pak Chandra.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Klenteng Boen Hay Bio ini tepatnya terletak di Jalan Pasar Lama Serpong
RT 014/05 Cilenggang, Serpong, Tangerang Selatan. Kelenteng Boen Hay Bio
merupakan klenteng tertua yang ada di daerah Serpong karena klenteng ini sudah
berusia tiga ratus tahun dan sudah sepuluh kali direnovasi.
Di bagian depan
Kelenteng Boen Hay Bio, terdapat tulisan pada gerbang yang berbunyi “Boen Hay
Bio, Vihara Karuna Jala” serta ornamen sebuah kepiting raksasa. Rupanya
kepiting dalam budaya Tionghoa dipercaya dapat melindungi kuil dan mampu
mmengusir roh-roh jahat yang bergentayangan.
B.
Saran
Peninggalan Sejarah yang sangat luar biasa ini adalah sesuatu yang harus
di lestariakan, Selain klenteng ini sebagai situs sejarah klenteng ini pun bisa
dibudidayakan sebagi tempat wisata karena bangunannya yang indah ditambah ornamen-ornamen yang unik.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar