Responding Paper
Agama Tradisonal Orang
Batak
A. ASAL-USUL SUKU BATAK
Orang
Batak adalah salah satu suku di Indonesia yang tinggal di provinsi Sumatera
Utara. Orang Batak tinggal di dataran tinggi Bukit Barisan sekitar danau Toba.
Pada tahun 1991 jumlah orang Batak diperkirakan mencapai tiga juta orang. Pada
saat itu penduduk Indonesia adalah 180.000.000 orang. Dengan demikian, Batak
merupakan suku terbesar keempat setelah orang Jawa, Sunda dan Bali.
Suku-suku
di Indonesia dengan pengecualian beberapa daerah di provinsi bagian Timur,
menurut kelompok bahasa Austronesia.[1]
Mereka berasal dari daerah Yunan (Cina Selatan) dan melalui Vietnam menyebar ke
Asia Tenggara sekitar abad ke-8 dan ke-7 sebelum Masehi. Hal ini terjadi karena
migrasi dan hubungan perdagangan.
Sebagian
kelompok ini tiba di Tanah Batak . pada saat itu terjadi sedang ada pembersihan
hutan di dataran tanah tinggi Batak Toba pada tahun 5000 SM. Sejak tahun 2000
SM , masyarakat pulau Jawa dan Sumatera mulai mencari tempat tinggal di sekitar
danau. Mereka melakukan itu karena alasan kesehatan. Para migran pada masa ini
diperkirakan sudah mengenal hasil-hasil pertanian yang masih sangat sederhana.
Orang
Batak pada masa ini telah mempunyai kultur. Mereka sudah mengenal kultur
Neolitis[2].
Tak hanya itu, mereka juga mendapat pengaruh dari kultur Dongson dari Vietnam .
pada masa ini sudah mulai memasuki tahapan berikutnya setelah kultur neolitis.
Di sini sudah ditemukan alat pertanian seperti pacul, pembajak sawah dan sistem
pengairan sudah dikenal. Artinya, sudah terlihat progres dalam intensifikasi
pertanian.
Orang
Batak mempunyai kultur yang memiliki kesamaan dengan bangsa Proto-Melayu. Dalam
religi mereka, orang Batak memuja-muja roh nenek moyang mereka dan
kekuatan-kekuatan alam yang memiliki peranan penting dalam seluruh aktivitas
keturunan mereka. Sistem keturunan mereka adalah patrilinear dan struktur
sosialnya diatur oleh perkawinan kemanakan a-simetris.
Di
Indonesia orang Batak dikenal sebagai migran. Orang Batak dikenal sebagai
migran yang sukses. Tempa mereka bermigran adalah ke Jakarta. Di sana mereka
mempunyai posisi yang penting, meskipun jumlah mereka di Jakarta adalah
minoritas.
Semua
orang batak yang lain ialah berasal dari suku Batak Toba. Hal itu dikarenakan
jumlah generasi dalam silsilah orang Batak, silsilah orang Batak Toba lebih
panjang dari kelompok Batak lain.
Orang
Batak Toba tinggal di sekitar Danau Toba dan bagian selatan Danau Toba, yang
menurut daerah administratif Negara
Kesatuan Republik Indonesia masuk dalam kabupaten Tapanuli Utara. Di sebelah
barat Danau Toba terletak Gunung Pusuk Buhit, gunung yang suci untuk orang
Batak Toba sebab menurut mite penciptaan di kaki gunung inilah si Rajabatak
manusia pertama Batak mendirikan kampungnya (huta), yaitu Sianjurmulamula yang menjadi awal semua kampung orang
Batak.
Orang
Batak Toba hidup dengan bermata pencaharian sebagai petani. Oleh karena itu
mereka hidup di dekat danau sebab disanalah mereka mendapatkan air yang
diperlukan agar tanah dan sawahnya menjadi subur. Mereka hidup dalam ruang yang
terbatas dan terisolasi di lembah. [3]
Namun,
seiring dengan berjalannya waktu orang Batak Toba ini bermigrasi ke beberapa
daerah. Menurut statistik Sumatera Utara 1985, jumlah orang Batak Toba ada
sekitar 700.000 jiwa. Tetapi ini hanya dari Tapanuli Utara. Menurut Spaan
jumlah orang Batak Toba yang tinggal di luar daerah Batak Toba ada sekitar 40
%. Tahun 1930 sebanyak 30.000 orang Batak Toba berangkat ke Pematangsiantar,
daerah Batak Simalungun. Pada tahun 1950-1956, keluarlah orang Batak Toba dari
daerah mereka menuju Sumatera Timur sebanyak 250.000 orang.
Migrasi
orang Batak Toba itu sudah lama sebelum kelompok migrasi yang disebut di atas.
Hanya pada waktu sebelumnya jumlah penduduk yang bermigrasi tidak sebanyak
seperti jumlah yang disebutkan di atas. Tempat bermigrasi mereka pun belum
terlalu jauh, melainkan hanya bermigrasi kepada sub suku Batak lainnya. Migrasi
ini adalah mekanisme orang Batak untuk mendirikan kelompok (marga) yang baru
dan mengatasi kepadatan penduduk.
Dengan
demikian walaupun orang Batak Toba pada awalnya terisolir, namun mereka
melakukan migrasi ke beberapa daerah. Mekanisme migrasi mereka ialah untuk
mendirikan marga yang baru dan sebuah strategi mengurangi kepadatan penduduk di
daerahnya. Pada akhirnya mereka dikenal sebagai migran yang sukses.
B. SISTEM KEKERABATAN DAN SILSILAH SUKU BATAK
·
Sistem Kekerabatan Suku Batak
Suku Batak tidak pernah menggunakan garis keturunan
ibu (Matrilineal) dalam system kekerabatannya, melainkan garis keturunan dari
bapak (Patrilineal). Kaum laki-laki menjadi penentu dalam membentuk hubungan
kekerabatan, sedangkan hubungan perempuan disebut sebagai pencipta hubungan
kebesanan karena sebab perkawinan. Dalam organisasi social orang Batak mengenal
apa yang disebut dengn marga. Marga memegang peranan pentig dalam menentukan
hubungan kekerabatan masing-masing individu baik hubungan kekerabatan yang satu
marga maupun yang bukan satu marga. Untuk meneluuri istilah panggilan yang bukan semarga bisa
ditelusuri dari partuturan dari ayah maupun dari ibu. Setelah itu barulah ditentukan
masing-masing. Marga juga berperan penting dalam hal perkawinan. Dalam hal
perkawinan masyarakat menganut pola eksgami marga atau dengan kata lain harus
megawini lingkungan marga lain.
·
Silsilah Suku Batak
Menurut
mitologi penciptaan diketahui bahwa semua orang Batak berasal dari si
Rajabatak. Si Rajabatak memiliki dua putra. Dua putra tersebut ialah Guru
Tateabulan dana Raja Isumbaon. Kemudian dua nama putranya ini menjadi nama dari
dua kelompok besar marga suku Batak, yaitu Lontung
dan Sumba. Dari kedua kelompok marga
inilah lahir marga-marga Batak yang ada pada saat ini.
Banyaknya dan besarnya marga tidak sama pada setiap kelompok marga.
Hal itu tergantung kepada banyaknya keturunan marga tersebut. hal itu
tergantung kepada banyaknya keturunan marga tersebut. misalnya, pada generasi
keempat keturunan Si Rajabatak, marga dari Guru Tateabulan (Lontung) sudah
dibagi dalam dua sub marga, yaitu Lontung dan Borbor sementara Raja Isumbaon
masih hanya mempunyai satu marga, yaitu Sumba.
[1] Bahasa Austronesia
adalah salah satu rumpun bahasa utama didunia yang sangat luas pembahasannya di
dunia dari Taiwan dan Hawai di ujung Utara sampai Selandia Baru di ujung
selatan dan dari Madagaskar diujung barat sampai pulau Paskah (Rapanui) di
ujung timur.
[2] Kultur neolitis adalah
kutur yang sejak ada pada jaman Neolitikum atau jaman Batu Baru seperti sudah
mengenal alat-alat bercocok tanam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar